Kamis, 25 Februari 2016

LEARN GERMAN

ARTIKEL


Apa itu artikel? Bagaimana bentuk artikel?

Artikel dalam bahasa Jerman berfungsi sebagai penyerta nomina. Artikel berasa sesuai dengan genus ( jenis kelamin benda), numerus (angka), dan kasus (sebab). Ciri-ciri artikel yaitu selalu berada di depan nomina. Artikel memiliki tiga aturan yang berbeda, yaitu:

Artikel Definit (der Tisch, das Fenster, die Tür)
Artikel Indefinit (ein Tisch, ein Fenster, eine Tür)
Artikel Ingkar (kein Tisch, kein Fenster, keine Tür)


Der Tisch : meja
Das Fenster : jendela
Die Tür : Pintu


Contoh Kalimat:
Dina schließt die Tür ab. (Dina menutup pintu)
Bitte rein das Fenster! (Tolong bersihkan jendela)
Ein Buch liegt auf dem Tisch. (Sebuah buku terletak di atas meja)


Artikel : der(maskulin), die(feminim), das (neutral)


Artikel definit ini menunjukkan benda yang sudah diketahui sebelumnya saat dibicarakan. Artinya benda tersebut sudah tampak nyata.

Contoh Kalimat:

Der Tisch steht neben dem Schrank ( meja itu berdiri disamping lemari)
Die Tür war kaputt (Pintu itu sudah rusak)
Das Fenster ist zu staubig. ( Jendela itu sangat berdebu)




Artikel Indefinit yaitu memberikan informasi dari suatu benda yang masih bersifat umum. Artinya benda tersebut belum tampak nyata.



Contoh Kalimat :

Ich mag einen Tisch in die Klasse ( saya suka meja yang terdapat di kelas)
Rodhe hat eine Tür verschickt ( Rodhe telah mengirim sebuah pintu)
Rodia hat ein Fenster sauber gemacht (Rodia telah membersihkan jendela)

Artikel Ingkar memiliki ciri-ciri seperti, kein dan keine yang menyatakan hal negatif. Artinya, tidak ada benda tersebut secara umum. 

Contoh kalimat : 

Ich mache keine Tür ab. ( saya tidak menutup satupun pintu)
Dina macht kein Fenster sauber. (Dina tidak membersihkan jendela)
Putra hebt keinen Tisch auf. (Putra tidak mengankat meja)







Artikel Definit
 


Nominatif
Akkusatif
Datif
Genitif
Maskulin
der Tisch
den Tisch
dem Tisch
des Tisch

Neutral
das Fenster
das Fenster
dem Fenster
des Fenster

Feminim
die Tür
die Tür
der Tür
der Tür

Plural
die Tafeln
die Tafeln
den Tafeln
der Tafeln











Artikel Indefinit


Nominatif
Akkusatif
Datif
Genitif
Maskulin
ein Tisch
einen Tisch
einem  Tisch
eines Tisch

Neutral
ein Fenster
ein Fenster
einem Fenster
eines Fenster

Feminim
eine Tür
 eine Tür
einer Tür
einer Tür











Artikel Ingkar


Nominatif
Akkusatif
Datif
Genitif
Maskulin
kein Tisch
keinen Tisch
keinem Tisch
keines Tisch

Neutral
kein Fenster
kein Fenster
keinem  Fenster
keines Fenster

Feminim
keine Tür
keine Tür
keiner Tür
keiner Tür

Plural
keine Tafeln
Keine Tafeln
keinen  Tafeln
keiner Tafeln











Artikel Definit yang  bisa disatukan dengan perposisi(posisi) sebagai berikut:

an
dem
am
an
das
ans
auf
das
aufs
bei
dem
beim
im
dem
im
in
das
ins
von
dem
vom
zu
dem
zum
zu
der
zur


 


 *die Tafeln(pl) : papan tulis 

Senin, 18 Januari 2016

REVIEW LIPSTICK PURBASARI NO. 85

Hai semuaaa....
Udah lama nggak nulis review lagi. Ya, sekarang udah lega. Udah selesai magang sama bikin laporan magang. Udah ada pulak hasil cetak hard covernya, Sekarang tinggal nunggu nilainya keluar, Yes!

Sekarang aku mau review lipstik lagi. Kenapa aku suka banget sama lipstik? 
- Lipstik itu makeup yang pakenya nggak pernah salah ( ya iyalah di bibir pakenya)
- Warna-warna  lipstik itu lucu-lucu
- Karena aku termasuk pemilik bibir pucat, kalo nggak pake lipstik kayak orang sakit.


Yap, aku mau review lipstik yang lagi hits banget, yaitu Purbasari Lipstik Matte, Jujur, ini lipstik yang paling susah dicari. Ampun dah nyarinya. Trus, akhirnya nemu juga, cuman baru beli satu warna. Oh iya waktu itu aku pernah coba lipstik Purbasari yang matte itu juga, tetapi ternyata aku nggak cocok. Besoknya, bibir langsung pecah-pecah, perih, merah-merah. 
Aku masih penasaran sama warna lain, akhirnya beli deh Purbasari Lipstick Color Matte shade Safir
 ( No. 85), Yeaayy!!



Kemasan Lipstik


Informasi Produk 

Merk        :  Purbasari Lipstick Color Matte

Shade       :   Safir (No,86)

Berat        :   4 gr


Kemasan lipstik ini lucu menurut aku. Lipstik ini produk asli Indonesia. Dan, yang buat aku suka dri kemasannya, di dalamnya itu ada semacam karton berbentuk segitiga yang menjaga produk biar nggak terbentur. Itu keren banget!!

Bentuk lipstiknya seperti ini:



Lipstiknya ramping sekali, didominasi warna hitam dan emas. Bagus, nggak licin dan kokoh. Bentuknya ringan juga, hampir sama-sama dengan lipstik-lipstik lainnya. Di bagian bawahnya juga terdapat nama shade, berat, dan alamat produksi. 
Ini dia bentuk di dalamnya :




Warna emasnya mewah yaaaa....
Bulletnya ramping juga dan tekturnya lembut. Kalau diolesin ke kulit, nggak seret masih ada licin-lincinnya. Masih mengandung moisturizer di dalamnya, ya.
Gimana sih, swatchnya ??



Warnanya bagus banget ternyata seperti warna merah tapi masih lembutlah dipake. Begini swatch di bibir aku:



Tenyata warnanya terang banget di bibir aku. Semacam warna merah menyala, apalagi kalau berada di tempat terang. Sempet nggak pede pake warna ini. Oh iya, ketahanan lipstik ini kurang banget. Dipake buat minum aja udah ilang-ilangan di tengahnya. Terus, entah kenapa lipstik ini, kalau aku pake lipbalm dulu, jadi nggak matte dan warnanya nggak keluar sama sekali. Jadi, aku nggak pernah pake lipbalm buat lipstik ini. Tanpa lipbalm pun, lipstik ini nggak bikin kering sama sekali. Dan, nggak bikin bibir ngelupas. Apakah lipstik ini transfer ke lainnya?




Lipstik ini tetep transfer di mana pun bendanya. Cuman nggak begitu parah. Bau lipstik ini juga enak banget, nggak nusuk hidung kamu. Kesimpulannya lipstik ini oke juga untuk dipakai sehari-harii....yeayy,



Keunggulan :

- Warnanya cantik-cantik
- Sekali poles langsung kerasa mattenya
- Pigmented
- Wanginya enak
- Nggak bikin kering, ga perlu pake lipbalm



Kekurangan :

- Transfer di mana pun
- Kalau pake lipbalm warnanya jadi hilang
- Untuk shade ini kurang tahan lama

Purchase :
- Penasaran sama warna lainnya


Sabtu, 10 Oktober 2015

PENGALAMAN PAKAI BEHEL



Akhirnya nulis blog lagi. Aku mau curhat nih tentang behel. Aku baru dua bulan pakai behel. Sebenarnya aku nggak mau pake behel karena  jujur nggak suka senyum orang yang lagi pake behel. Rasanya mulut setengah dimoyongin gitu. Terus, fenomena behel akhir-akhir tahun ini yang katanya buat gaya-gayan bikin aku ilfeel. Jadi, aku gamau lah pake behel, nggak kepikiran juga.
                Mamaku pernah bilang, jangan membenci sesuatu karena nantinya yang dibenci akan balik ke kamu. Iya benar. Benar banget, Agustus lalu aku pake behel.
                Awalnya aku sempet bangga karena udah 18 tahun, gigiku nggak pernah rewel. Waktu aku copot gigi susu, itu pun dicopot sendiri. Selama itu nggak masalah karena rajin sikat gigi. Eh, awal maret 2015, aku ngerasa ngilu kalo minum. Walaupun bukan minum dingin. Kata papaku mungkin gigi sensitif. Terus, aku ganti pasta gigi. Sebulan berjalan, kok kalo sikat gigi suka berdarah. Banyak lagi berdarahnya. Kadang, nggak sengaja ketelan. Mamaku bilang mungkin aku sikat gigi nggak benar. Ya udah, ganti sikat gigi yang lebih lembut.
                Nah, mei 2015 aku ngerasa ada yang aneh. Gigit kok sakit ya. Aku ke klinik gigi deket rumah. Dokternya adalah tetangga mamaku dari kecil sampe gede. Katanya gigiku nggak ada masalah, tapi coba di rontgen aja. Aku ikutin saran dokternya, terus balik lagi ke klinik itu. Katanya, gusi aku turun karena ada beberapa gigi yang nggak rapat sama ada yang posisi tidur. Jadi, gusiku bengkak.
                Aku kaget, dong. Nggak pernah bermasalah apa-apa kok gusinya bisa bengkak. Kata dokternya ada dua tindakan. Tapi aku pake tindakan pertama dulu. Jadi, gigiku diinjeksi sama iodin. Nanti, kalau masalah baru dikuret. Aku kaget, kuret itu diapain ya? Tapi kata dokternya itu udah masuk tindakan operasi.
                Setelah diinjeksi aku mengkondisikan gigiku biar sehat. Udah nggak sakit lagi setelah itu. Seperti biasa aku makan dan minum. Tiba-tiba kambuh lagi sakitnya 3 bulan kemudian, bulan Juli. Aku berobat ke RS Hermina. Oke, katanya masalahnya di gusi aku yang bengkak lagi dan makin turun akibat giginya. Kata dokternya aku dibehel aja biar giginya nggak makin turun. Aku kaget, kok dibehel? Yah, senjata makan tuan ini mah.
                Aku datangin beberapa dokter untuk survei. Kata mereka beragam-ragam, ya. Akhirnya aku memutuskan untuk dibehel. Prosedurnya sama seperti yang lain, di rontgen panoramic dan seluruh gigi, cetak gigi, dibersihkan, dll.
                Waktu pertama pasang fine-fine aja. Dokternya bilang besok kalo sakit minum paracetamol aja ya. Aku mikirnya, nggak sakit kok. Waktu pemasangan sekitar 1 jam. Karena aku minta dokternya santai aja masanginnya. Aku masih takut-takut sih.
                Aku ikutin prosedurnya, nah pas milih warna behel aku bingung. Entah dapet gelombang lebay dari mana. Aku kan pake kacamata. Jadi, harus dilepas. Pas diminta pilih warna, aku nggak pake kacamata dan asal tunjuk aja. Padahal nggak tahu warna apa. Inilah bentuk behel aku pertama kali, ternyata aku milih warna hijau tosca. Baru nyadar pas sampe rumah.


Warna karet behel pertama






Alhamdulillah aku hanya satu gigi saja yang dicabut untuk space gigi yang tiduran itu. Tapi, cabutnya sebulan kemudian setelah kontrol.
                Ternyata, pake behel itu sakit. Makan sakit, senyum susah, apalagi sikat gigi. Aku kesel sikat giginya jadi lama. Aku mengerti, pake behel itu bukan buat senyum jadi aneh, tapi buat senyum jadi susah.
                Temen-temenku kaget aku pakai behel. Jadi, mereka bilang kok tambah aneh, cantikkan nggak pakai behel. Aku jadi males tiba-tiba. Tapi, aku udah pasang behel harus komitmen sampai akhir.
                Sebulan kemudian, cepet banget rasanya sebulan itu ya. Aku kontrol lagi. Aku lebih pintar untuk memilih warna. Ya, aku pakai sonflens jadi keliatan deh warna-warna cantiknya. Kontrol pertama itu nyiksa banget. Gigi depan bawah dicabut, wire bracketnya ditambah, lepas dan pasang keretnya ternyata sakit banget. Seminggu nggak bisa makan, takut bekuan darah abis dicabut meleleh. Udah gitu kalo makanan nyangkut di bawah bekas cabut gigi, pasti ribet ngeluarinnya. Tekanan di gigi semakin kenceng. Waduh parah deh-__- untung warna karetnya ungu, jadi nggak sedih-sedih amat.  Dua minggu kemudian, udha mulai terbiasa. Sakitnya udah nggak berasa. Bekuan darah habis dicabut udah hilang. Udah bisa banyak ngomong. Udah mulai senang.


Warna Karet behel ke 2

 
Tapi semua itu sirna disaat yang tidak tepat *halah. Lagi makan di kampus. Bawa bekel dari rumah. Makannya pake sendok. Eh nggak sengaja itu sendok masuk ke sela-sela behel. Nggak tahu gimana jadinya. Rasanya sakit banget, pada tegang semua. Sumpah ini sakitnya sampe kuping, kepala, dll deh. Mau nangis rasanya. Mau loncat aja rasanya. Sendok itu juga gak langsung keluar ya dari sela-sela gusi. Itu kayak ada magnetnya. Sebenernya nggak sih, cuka berasa gitu. Jadi pas ditarik sakit banget.
                Oke,sudah selesai sakitnya. Mulai beraktivitas lagi. Karena ada acara seminar kampus, bantuin jadi panitia regist. Registrasinya dititipin snack sama air mineral. Gunanya buat peserta yang udah regist. Membludaklah peserta-peserta itu. Akhirnya, insiden kedua. Dagu kepentok ujung meja, kepentoknya parah, kenceng banget. Sampe peserta yang ngeliat aku, temen kampus juga, kaget. Kena behel lagi, sakit banget. Nangis deh akhirnya. Apalagi, gigi jadi tegang semua. Terus pusing banget. Jadi, lengkaplah. Tadinya rahang atas yang kena sendok, terus rahang bawah yang kepentok meja.
                Dari segala cobaan-__- itu, akhirnya kontrol lagi. Terus ganti warna jadi merah. Iya, tadinya aku kira warna orange. Pas di rumah jadi merah. Kebiasaan mata rabun warnanya jadi samar-samar. Semoga, bulan ketiga ini lancar.


Warna karet behel ke 3

 

Itulah pengalamanku selama pake behel tiga bulan. Nanti aku mau tulis lagi. Semoga gigiku sehat kembali setelah melakukan perawatan ini. Amin.